Kamis, 14 Maret 2013
Posted by Unknown
| 20.37
Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit
yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja
tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena
mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang dapat
bergerak bebas. Karena bermuatan lisrtik, ion mampu menghantarkan arus listrik.
Sebagai contoh larutan
elektrolit adalah HCl
Pada pengujian daya hantar,
baterai sebagai sumber arus memberi muatan yang berbeda pada kedua elektrode
yang dicelupkan ke dalam larutan. Kedua elektrode itu dihubungkan dengan kutub
positif dan kutub negatif. Elektrode yang dihubungkan dengan kutub positif
baterai disebut anode, sedangkan elektrode yang dihubungkan dengan kutub
negatif baterai disebut katode. Akibatnya, ion positif akan bergerak ke arah
katode dan ion negatif akan bergerak ke arah anode. Selanjutnya, ion negatif
yang bergerak ke arah anode akan melepaskan elektron. Elektron dari baterai
akan dialirikan menuju katode. Di katode, elektron ditangkap oleh ion positif.